Keisha bangkit dari berbaringnya di atas kasur di dalam ruangan tanpa jendela itu ketika mendengar suar langkah-langkah kaki beberapa orang, dan kemudian pintu satu-satunya itu berdetak dan terbuka.
Sang pria mendengus saat melihat kemunculan Callysta di sana yang didampingi dua pengawal Tuan Darmawan. Ia bahkan terlalu kesal untuk sekadar menelisik raut wajah yang terlihat sangat berbeda pada gadis tersebut.
"Apa lagi yang kau inginkan?" tanya Keisha dengan masih duduk di tepi pembaringan.
"Keluarlah!"
Keisha mengernyitkan keningnya.
"Keluar, dan lakukan terserah apa yang kau mau!"
"Apa ini?" ujar Keisha yang menaruh curiga pada sang gadis. "Semacam permainan lainnya darimu, hemm?"
"Terserah apa yang kau pikirkan," Callysta menggerakkan satu tangannya.
Seorang pengawal berbadan besar mendekati Keisha, lalu memberikan kembali ponsel tersebut kepada Keisha.