"Apakah Delima sudah berada di kamar?" tanya Delia ketika Delisa membukakan pintu untuknya.
"Bagaimana dengan Latifa?" ujar Delisa bertanya balik. "Delima tidak di sana?"
Tidak ada lagi yang terpikirkan oleh Delia selain daripada ucapan Latifa tentang Delima yang mungkin saja memang ke Jakarta untuk menyusul kekasih hatinya itu.
"Bu?!" Delisa tampak sangat pucat dalam kekhawatirannya terhadap anak gadisnya tersebut.
Delia menghela napas dalam-dalam lalu berubah menjadi desahan berat yang begitu panjang.
"Delima tidak ke sana," ujarnya kemudian. "Latifa sendiri sudah cukup lama tidak bertemu dengan Delima."
"Lalu di mana Delima, Bu?"
"Hei," Delia menatap wajah putrinya itu. "Jangan terlalu kau pikirkan. Dia sudah dewasa, sudah bisa melindungi dirinya sendiri."
"Tapi dia tidak memberi tahu ke mana dia pergi!" ucap Delisa setengah histeris.
"Aku rasa," ucap Delia. "Satu-satunya tempat yang dituju Delima adalah Jakarta."