Andham mendesah halus demi menemukan keheningan di diri Delima. Helaan napas gadis itu, wajah dan sorot matanya, itu semua jelas melambangkan sebuah kerinduan yang besar.
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh pria 30 tahun tersebut selain membuang pandangannya ke ujung cakrawala.
Sakit, ini memang sakit, gumam Andham di dalam hati. Andaikan saja kerinduan sebesar itu dialamatkan padaku…
Ya Tuhan, apa yang aku pikirkan?
Sang pria dapat merasakan bahwa sesungguhnya gadis di samping kirinya itu berkata bohong, tentang tidak mengetahui pria bernama Seta Adiprana itu. Hanya saja, ia juga tidak punya keinginan untuk mengkonfrontasi hal tersebut kepada Delima.
Apa hak yang aku punya?
Tidak ada!
"Apakah kau tengah merindukan seseorang, Delima?" tanya pria itu tanpa mengalihkan perhatiannya dari titik horizon nun di ujung sana.
Delima melirik pada pria di samping kanannya, ia menghela napas dalam-dalam sebelum berubah menjadi embusan napas yang sangat panjang dan begitu berat.