Ya, itu memang benar, pikir Kurnia. Ia memang sudah memikirkan hal tersebut semenjak beberapa hari ini. Hanya saja, Kurnia juga tidak ingin Mutiya mengetahui hal buruk yang sudah terjadi di Jakarta ini.
Bukan tentang perselingkuhannya sendiri dengan Hesti yang kenyataannya telah berakhir dengan sangat baik. Tapi, lebih kepada apa yang telah dilakukan Keisha dnegan mengkhianati kepercayaan Delima.
Hal ini, benar-benar menjadi pemikiran utama bagi Kurnia.
Kurnia menghela napas dalam-dalam, ia tidak ingin memulai pertengkaran lagi dengan anak sulungnya itu. Tidak setelah mereka bisa mendapatkan ketenangan, meskipun Kurnia sadar bahwa ketenangan itu suatu saat nanti pasti akan meledak dan menghancurkan segalanya.
Seperti memendam bom waktu.
"Entahlah, Kei…"
"Pa?"
"Tidak," sahut Kurnia. "Papa memang sedari dulu menginginkan itu bukan? Kau juga pasti tahu."
"Yaah…" Keisha bertlak pinggang, menghela napas dalam-dalam. Bagaimanapun, ia sedikit bisa meraba kekhawatiran ayahnya itu.