"Hah, sudahlah," ujar Delia, terlebih lagi ia melihat cucu perempuannya itu semakin merah saja wajahnya. "Kau sudah membungkus barang yang akan kita bawa?" tanyanya pada Delisa.
Delisa mengangguk. "Ada, di dapur."
"Ya sudah. Baiklah, Keisha, Delima, kami berangkat sekarang."
"Hati-hati," sahut Keisha pula sekadar basa-basi.
Delia dan Delisa tertawa halus menanggapi itu. Andaikan saja pemuda itu tahu siapa mereka sebenarnya, tentu ia tidak akan berkata seperti itu atau tidak akan merencanakan hal yang licik di dalam kepalanya, tidak pula ia akan berani mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
"Baiklah, Nek," ujar Delima pula. "Ibu. Oh iya, sampaikan salamku buat Latifa dan anaknya yang lucu itu."
"Tentu saja, Sayang," ucap Delisa.
Dan kemudian, Delia serta Delisa menghilang ke dalam rumah untuk seterusnya keluar dari pintu depan. Meninggalkan Delima hanya berdua saja dengan Keisha.