Wilma hanya bisa menekur menutupi wajahnya dengan dua telapak tangan, menangis sejadi-jadinya di tepi pembaringan itu.
Inah yang menyaksikan semua itu hanya bisa berdiam diri. Tidak ada yang bisa ia lakukan alih-alih menghibur sang nyonya. Dan ini, kali pertama bagi Inah mendengar suami istri itu bertengkar selama bertahun-tahun ia bekerja di rumah tersebut.
Pada akhirnya, Wilma mengusap air matanya, ia lantas mengenakan pakaian seadanya saja dan lantas keluar dari rumah itu dengan mobilnya sendiri.
Inah sudah mencoba untuk sekadar bertanya ke mana sang nyonya akan pergi, namun Wilma tidak menjawab itu. Dan ya, sang asisten rumah tangga tersebut hanya bisa tertunduk.
Wilma sesungguhnya tidak tahu harus ke mana, ia berputar-putar saja mengelilingi jalan raya dengan mobinya. Ia hanya butuh teman untuk mengadukan apa yang baru saja terjadi padanya.
Tapi, pada siapa?