"Kau tidak ingin bertanya sesuatu padaku?" kata Delima kemudian.
Entah dengan alasan apa, namun Delima merasa berbicara dengan pria yang satu itu justru terasa sangat menyenangkan dan menenangkan pikirannya. Sehingga, tanpa sadar ia betah berlama-lama menemani pria tersebut di tepian laut itu.
Andham tersenyum, menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak berani."
"Kau takut akan dianggap lancang, lagi?"
"Yaah, kurang lebih," Andham menghela napas dalam-dalam, menengadah menatap langit malam yang cerah. "Aku…" kembali ia tertunduk, tersenyum halus. "Hanya tidak ingin terlalu berharap."
Delima tersenyum mengangguk-angguk kecil. Yaah, mungkin memang akan demikian jadinya bila kau merasa sudah nyaman dengan seseorang.
Kau… seperti aku, Andham. Sayangnya, aku sudah terlanjur berharap pada pemuda itu.
Dan sekarang, aku hanya bisa menunggu dan menunggu sebelum semuanya menjadi terang benderang, atau pula aku akan terlambat.
"Bagaimana kalau tentang di mana aku tinggal?"
