Keisha menjatuhkan Wilma ke atas sofa. Wanita itu terpekik kecil dan tersenyum-senyum dengan sangat manja sembari melepaskan pakaiannya sendiri satu per satu.
Sang pemuda lalu merangkak, mengangkangi pinggang Wilma dengan lutut bertumpu pada permukaan sofa. Ia melepaskan handuk yang melilit pinggangnya, dan benda bulat panjang yang ada di antara kedua pahanya itu mencuat membuat sayu tatapan Wilma.
"Kau nekat, Sayang," ujar Keisha sembari tersenyum lebar.
Keisha menyodorkan kelelakiannya yang berdenyut-denyut itu ke wajah Wilma, dua tangannya bertumpu ke bagian teratas sandaran sofa.
Wilma terkikik. "Apa yang bisa aku katakan?" ujarnya seraya menggenggam batang kelelakian pemuda tersebut. "Suamiku lagi-lagi tidak mengacuhkanku, padahal istrinya ini sedang teramat birahi."
Keisha tersenyum lebar dengan stimulasi oleh kedua tangan wanita tersebut di selangkangannya, lalu, dilanjutkan pula oleh bibir, lidah dan berakhir di dalam mulutnya.
***