"Yaah, kau benar," Keisha tersenyum sembari mengelus kepala Arni. "Aku hanya menggodamu saja."
"Dasar!"
Keduanya tertawa-tawa namun masing-masing hati menyimpan hal berbeda terhadap satu pada yang lainnya.
"Lalu," kata Keisha kemudian. "Bagaimana menurutmu, Sayang?"
"Tentang permintaan Tuan Darmawan itu?"
"Benar."
Arni menghela napas dalam-dalam. "Aku serahkan semua keputusan kepadamu, Kei."
"Hei, ayolah…" Keisha mengusap-usap bahu sang gadis. "Aku justru sengaja meminta pendapatmu, Sayang. Andai kau keberatan, aku pasti akan menolak."
"Kau yakin?"
Keisha tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya kepada Arni. "Aku tidak mau membuatmu cemburu."
Arni tersenyum. "Aku tidak cemburu."
"Yakin?"
Arni menepuk paha pemuda itu. "Dasar!" ujarnya. "Maksudku, selama kau tidak bermaksud memanfaatkan keadaan, kenapa aku harus cemburu, kan?"
"Kau benar," Keisha tersenyum mengangguk-angguk.