Arni tidak menjawab pertanyaan Keisha itu, melainkan merapatkan tubuhnya ke tubuh Keisha. Lalu meraih kepala pemuda itu untuk lebih merendah dan akhirnya bibir mereka kembali saling memagut satu dengan yang lainnya.
Cukup bertahan lama, ciuman itu semakin liar dan semakin membara saja. Lalu, Arni kembali menjauh.
Keisha terkekeh. "Kau curang, Arni."
"Seperti yang aku katakan," ujar Arni sembari tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya kepada Keisha. "Tapi, sayangnya, kita harus menghadiri acara pelelangan itu."
"Kalau kau mau," ujar Keisha pula. "Kita masih punya waktu beberapa jam bukan?"
"Hei," Arni terkikik mendengar ucapan yang sangat menggoda birahinya itu. "Aku tidak ingin merusak dandananku. Well, tidak dengan sekarang."
"Baiklah, baiklah, sesuai keinginanmu, Tuan Putri."
Setelah sama-sama rapi dan Arni telah menambahkan sedikit riasan di wajahnya, keduanya pun keluar dari kamar tersebut.