"Kau benar," ujar Kurnia dengan air mata yang semakin bercucuran. "Itu sebabnya kukatakan bahwa aku sudah menghancurkan rumah tangga kalian."
"Pak Kurnia," Hesti semakin memeluk erat Kurnia. "Sudah, Pak, sudah. Itu tidak akan terjadi. Saya sudah katakan bahwa saya tidak mempermasalahkan dengan apa yang telah Anda lakukan kepada saya."
"Tapi aku tidak bisa menerima diriku sendiri, Hesti."
"Pak…"
Hesti memaksa mengusap pipi Kurnia, mengangkat wajah itu dan tatapan mereka saling bertemu. Hesti terenyuh, wajah laki-laki itu basah dan sangat-sangat menyedihkan.
"Andaikan saya hamil sekalipun," ujar Hesti dengan menahan perasaannya sendiri yang berkecamuk. "Saya akan memelihara dan membesarkan anak ini nantinya."
Kurnia terdiam seribu bahasa. Sungguh ia tidak menduga sama sekali, kekaguman Hesti kepada dirinya begitu memperngaruhi wanita itu sendiri.
