"Waow, itu terdengar menyenangkan," ujar Keisha yang menangapi kata 'sayang' yang diucapkan Wilma barusan kepadanya.
Wilma terkikik senang. Saat ini, wanita itu sedang mematut dirinya di dalam kamar, di hadapan cermin besar, ia tidak memakai sehelai pun pakaian di tubuhnya. Tapi itu tidak perlu heran sebab Wilma baru saja selesai mandi.
"Kenapa?" tanya Wilma pula. "Kamu keberatan aku panggil, Sayang?"
"Tidak," Keisha tersenyum lebar, bola matanya bergerak memandangi bahu jalan dan sepertinya taksi itu akan masih lama lagi baru akan tiba. "Tidak sama sekali."
"Jadi, kamu suka?" tanya Wilma. "Kamu suka aku panggil, Sayang?"
"Tentu saja, Wilma yang manis."
"Aow, Kei…"
"Kenapa?"
"Kau membuatku semakin bergairah."
"Apakah itu berarti sesuatu yang bagus?"
"Tentu saja," Wilma menggigit bibir bawahnya, kembali ia berlenggok di depan cermin itu. "Kau sengaja berkata selugu itu demi memancing gairahku."
"Benarkah?"