"Benar," Kurnia mendesah sedih. Sang anak sepertinya memang benar-benar tidak memahami makna dari ucapan Seta Adiprana kepadanya itu. "Kau ternyata memang tidak memahami ucapan pria itu sama sekali."
"Sungguh," ujar Keisha yang mencoba menekan egonya yang sedikit tersinggung dengan ucapan ayahnya tersebut. "Ak—aku tidak mengerti ucapan Papa. Apa yang Papa maksudkan?"
"Sudahlah," kata Kurnia pula, kembali ia menghela napas yang panjang. "Kembali kepada pertanyaanmu tadi. Jika memilih di antara dua pilihan itu, walaupun sebenarnya aku akan mengatakan kau harus memilih yang di mal saja—"
Kening pemuda itu mengernyit, sungguh ia tidak memahami sama sekali maksud dan tujuan ayahnya itu berkata demikian.
Ada apa sebenarnya ini? pikir Keisha. Tidakkah dia ingin melihatku sukses? Melihat putranya menjadi pengusaha muda yang bisa menghasilkan uang yang banyak?
"—Tapi, aku juga ingin melihatmu sukses. Aku ingin melihat anakku bisa menjadi kebanggaan bagi kami."