Tapi Delima terlalu tenggelam dalam rasa yang mengekang segala keceriaan di dalam dirinya. Tiada hasrat untuk sekadar bercanda dengan makhluk mungil nan indah itu meski makhluk itu terus saja mencicit untuk mengajak Delima.
"Aku tahu," ujar Delima dan mencoba menghadirkan satu senyuman di bibirnya.
Namun sangat jelas, siapa pun yang melihat senyuman itu akan tahu bahwa gadis itu terlalu sukar untuk dibuat menjadi ceria untuk sekarang ini.
"Kau ingin mengajakku bercanda," kata Delima dan burung kecil itu membalas dengan kicauannya yang indah. "Tapi, maafkan aku…"
Delima menghela napas dalam-dalam, tatapannya kini tertuju kembali ke permukaan danau.
"…Aku sedang tidak bergairah sama sekali."
Seolah mengerti dengan apa yang dibicarakan dan apa yang sedang dialami gadis itu, burung kecil nan indah itu pun berpindah lalu hingga di paha Delima.
Delima tersenyum lagi memandangi makhluk mungil bersayap itu. Sekali lagi, burung itu berkicau sebelum akhirnya terbang meninggalkan Delima.