"Lalu," tanya Kurnia pada anaknya tersebut. "Apa yang dikatakan Arni? Adakah sesuatu yang khusus yang harus kita lakukan nanti?"
"Tidak," sahut Keisha. "Arni hanya bilang dia sedang akan mempersiapkan sesuatu untuk menyambut rombongan itu besok."
"Aah, begitu ya?" Kurnia mengangguk-angguk.
"Aku rasa," kata Keisha kemudian. "Papa tidak perlu turun tangan, Pa."
"Kenapa begitu?"
"Aku hanya kasihan pada Papa."
"Kasihan?" Kurnia tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak, Kei. Papa baik-baik saja."
"Jangan memaksa diri, Pa," ujar Keisha. "Aku tahu, Papa sudah cukup dipusingkan dengan pekerjaan Papa sendiri di kantor. Buktinya, Papa bahkan sampai kelelahan seperti sekarang ini, dan izin pulang cepat untuk bisa beristirahat."
Kurnia mengangguk-angguk lantas menghela napas yang dalam.
"Kau yakin kau bisa menangani ini sendirian?"
Keisha tersenyum. "Aku tidak sendiri, Pa. Ada Pak Pramudya dan Arni yang akan membantuku nanti."
