"Yah, mau bagaimana lagi," ujar Hesti sembari menahan tawanya. "Suami sih maunya cukup satu mobil saja. Cuman, ya itu tadi, seperti yang Pak Kurnia bilang, hanya menghambur-hamburkan uang saja jika saya atau suami harus menggunakan transportasi umum."
Kurnia mengangguk-angguk. "Biar mahal sekalian di awal, namun pasti akan jauh lebih irit di kemudian hari."
"Itu yang saya maksud," sahut Hesti sembari tertawa pelan. "Lagi pula, bisa ke mana pun tanpa harus ada kendala."
Lima belas menit kemudian, mereka pun sampai di depan rumah Hesti.
"Terima kasih Pak Kurnia sudah mau mengantar saya."
"Tidak masalah," sahut Kurnia. "Baiklah, Hesti, sampaikan salam saya pada anak dan suamimu, saya permisi dulu."
"Tentu, Pak. Silakan. Hati-hati."
Kurnia mengangguk dengan senyuman dan kemudian berlalu dari hadapan Hesti.
Di dalam mobilnya setelah hanya berseorang diri saja, Kurnia mengeluarkan ponselnya, dan kemudian mencoba menghubungi Keisha.