"Kei," Arni berhasil menjauh dari ciuman Keisha. "Jangan di sini."
Keisha semringah, dan kemudian mengangkat Arni, kembali gadis itu terpekik kecil. Keisha menggendong Arni untuk kembali masuk ke dalam rumah.
"Beri tahu aku, Tuan Putri," ujar Keisha yang membuat Arni terkikik dalam gendongannya. "Di mana kamarmu?"
Arni menunjuk ke arah undakan anak tangga setengah melingkar yang ada di ruang keluarga tersebut.
Tidak menunggu lama, Keisha pun membawa Arni ke sana. Seolah-olah, tubuh sang gadis tidak lebih berat dari sebuah bantal baginya.
Selama langkah kaki pemuda itu membawanya ke lantai dua, Arni hanya menyembunyikan wajahnya di dada Keisha. Wajah yang luar biasa memerah dan jengah, tetapi begitu menggelitik gairah.
Setidaknya, di lantai dua itu ada empat buah kamar, satu di bagian depan, satu di samping kanan lainnya di samping kiri, dan satu lagi di belakang. Yang mana satu kamarnya Arni? Pikir Keisha.
