Di tempat yang terpisah jauh, di waktu yang hampir bersamaan dengan bulan redup yang nyaris mencapai puncak tertingginya, Delima berdiri di depan jendela kamar satu-satunya itu. Tatapan sang gadis menerawang kelebatan hutan yang terlihat begitu gelap.
Sudah lebih dari satu jam gadis itu berdiri di sana tanpa melakukan apa-apa. Ia hanya melamun dan memikirkan tentang kejadian siang tadi yang ia alami.
Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, pikir Delima.
Tiba-tiba saja ia merasakan jantungnya seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum dalam waktu bersamaan pada siang tadi itu. Dan kemudian membuat ia merasa seluruh tubuhnya seolah kehilangan tenaga, lemas, dan akhirnya jatuh ke tanah. Membuat ia begitu sulit untuk bernapas.
Untung saja sang ibu mengetahui hal tersebut, dan juga sang nenek yang lantas membawa Delima ke dalam rumah, membaringkannya di kasur itu. Paling tidak, Delima mendengar semua ini dari ibu dan neneknya itu setelah ia siuman beberapa jam yang lalu.