Pada akhirnya, tidak ada yang bisa dilakukan Kurnia selain berharap dan berdoa apa yang ia pikirkan terhadap hubungan Keisha dan Arni itu hanyalah sekadar kekhawatirannya saja. Hanya pertemanan biasa, tidak lebih dari itu. Setelah mobil itu menjauh, Kurnia pun kembali masuk ke dalam rumahnya.
"Ke mana kau akan membawaku, Arni?" tanya Keisha saat mereka di dalam mobil sedan putih itu. "Apa kau akan mengajakku untuk makan makanan seperti kemarin itu lagi?"
Arni tersenyum lebar. "Kenapa, Kei? Kau tidak suka? Bukankah kemarin kau bilang makanannya lezat?"
"Memang," ujar Keisha. "Sangat-sangat lezat malahan."
"Lalu?"
"Ya… aku tidak berpikir untuk menumpuk lebih banyak lemah di dalam tubuhku."
"Aah…" Arni mengangguk-angguk. "Tidak kusangka," lanjutnya lagi seraya menggeleng-gelengkan kepala.
"Kenapa?"