Seolah tiada habisnya kekaguman di wajah sang pemuda, terlebih lagi setelah mereka berada di ruangan besar semacam aula itu. Ruangan luas yang berbentuk persegi delapan dan ternyata tepat berada di bawah kubah kaca raksasa.
"Waow…!"
Arni tertawa lagi menanggapi ekspresi Keisha. "Kau sudah seperti anak kecil saja, Kei. Hati-hati, jangan terlalu lebar membuka mulutmu atau lalat akan masuk ke dalam mulutmu itu."
"Ini…"
Keisha melirik Arni dan kemudian tatapannya itu kembali tertuju pada dinding-dinding aula, kubah raksasa di atas itu, pada lampu kristal yang juga berukuran besar yang tergantung di tengah-tengah ruangan itu.
"…Sungguh mengagumkan."
"Yaah, tentu," kata Arni. "Kau tahu, Kei, bukan hanya kau saja yang terkagum-kagum seperti itu. Saat pertama kali aku melihat gedung ini, berada di aula besar dan megah ini, aku pun sama sepertimu, Kei. Seolah tidak ada lagi kata yang tepat yang bisa aku gunakan untuk menggambarkan betapa kagumnya aku terhadap arsitektur bangunan ini."