Delima mengiringi langkah kaki sang kekasih menyusuri sisi selatan danau kecil menuju bangku kusam di tengah-tengah dua taman bunga itu. Sang gadis bermaksud untuk mengantar Keisha sampai ke bangku yang memiliki banyak kenangan bagi mereka berdua.
Keisha menuntun sepedanya di sisi kanan, sementara Delima merapat ke tubuhnya di sisi kiri. Dan gadis itu, sepertinya memang suka menyandarkan kepalanya ke tubuh sang pemuda.
Di bagian depan, bagian tengah setang sepeda, terikat sebuah buntalan kain batik yang berbentuk persegi. Ya, dalam bungkusan kain batik itulah kotak kayu gaharu berisi batu mulia pemberian nenek Delima berada.
"Bagaimana perasaanmu sekarang, Kei?" tanya sang gadis. "Apakah kamu masih merasa khawatir? Takut tidak mendapatkan kesempatan lagi?"
Keisha tersenyum, lalu mengecup kepala sang gadis. "Terima kasih."
"Untuk apa?"