"Yaa… kuharap dia memang pilihan yang terbaik untuk Delima menggapai mimpinya."
"Dan kalau ternyata tidak?"
"Aku pasti akan mencongkel mata laki-laki itu."
Delisa tertawa halus sembari geleng-geleng kepala. "Ayolah, Ibu… jangan kejam seperti itu."
"Aku tidak kejam," sahut Delia, dan kembali meletakkan cangkir keramik ke atas meja. "Aku hanya menegaskan, siapa saja yang berani menyakiti hati cucu perempuanku itu, akan berhadapan denganku."
"Terus, bagaimana dengan pemburu yang hampir saja memperkosa Delima itu?"
Delia menyeringai, dan itu terlihat sangat berlainan.
"Aku tahu siapa dia. Hanya ada satu orang di sekitar wilayah ini yang suka memancing sambil membawa senapan."
"Benarkah?"
Delia menyeringai lagi.
"Lantas, Ibu berencana akan menghabisi laki-laki itu?"
"Kau punya rencana yang lebih baik?"
Delisa tersenyum, menghela napas dalam-dalam. "Aku rasa, Delima sengaja melakukan itu, Bu."
"Sengaja?" ulang Delia, Delisa mengangguk. "Maksudmu?"
