"Raka!" Seruan yang sangat nyaring itu bukanlah hal yang sulit untuk bisa ditangkap oleh kedua indera pendengaranku. Aku tidak perlu berbalik ke sumber suara untuk bisa mengetahui siapa orang yang telah menyerukan namaku.
"Bayi lo manggil tuh!" bisik Laskar di sebelahku. Sama sepertiku, Laskar dan juga Irza tak perlu berbalik arah mereka sudah tahu kalau yang saat ini sedang menyerukan namaku dengan sangat lantang itu adalah wanita yang selalu menjadi prioritas utama di hidupku. Siapa lagi kalau bukan, Aurora Bilqis Paramitha.
Aku lalu membalikkan diriku menatap wanita yang saat ini sedang berlari kecil mendekatiku, memangkas jarak di antara kami.
Aku hanya berdiri mematung, menunggu gadis yang sehari-harinya dipanggil Rara itu datang kepadaku. Aku bukan tidak ingin mendekati menghampirinya, tapi tenagaku sudah dikuras habis saat jam pelajaran olah raga beberapa saat yang lalu.