Dugaan Arasha rupanya salah total. Rupanya jam tangan itu bukan disuruh untuk dikembalikan pada orang lain. Tetapi, jam tangan itu adalah hadiah ulang tahun sang ayah untuk Arasha.
Tiga bulan berlalu, dan Arasha masih selalu memakai jam tangan yang dibelikan ayahnya. Dia mengenakannya bahkan saat sedsng masak sekalipun. Karena jam tangan itu mengingatkannya akan sang ayah.
"Hei sayang, masak apa hm?" Sebuah lengan tiba-tiba melingkar mesra di perutnya, membuat Arasha berdecak kesal. Usia kandungannya kurang lebih lima bulan. Dan Arasha sangat benci setiap kali Arland curi-curi kesempatan untuk sekedar mengusap perut. Karena perut Arasha rasanya sedang tidak enak. Seperti kembung.
"Land, perut aku lagi gak nyaman…" kata Arasha.
Arland cemberut, melepaskan tangan ga dari sana. Namun, tubuhnya masih saja menempel lekat dengan tubuh belakang Arasha. "Masak apa Mommy?"
"Lagi masak bubur buat Arsal. Terus masak ayam buat Riel." Jawab Arasha, tudak menyebut nama Arland di sana.
