Jantung Nio berdegup cepat, dadanya bergetar mendengar ucapan sang papi. Entah mengapa, dia merasa sedih mendengar ucapan sang papi. Dia tak bisa membayangkan jika sang papi kelak benar-benar pergi, entah bagaimana kehidupan keluarganya nanti, terlebih sang mami.
Sudah pasti ketika hari itu tiba, maka itu adalah hal yang sangat menyedihkan bagi Nio. Tentu Nio berharap sang papi selalu sehat dan berumur panjang agar dapat menyaksikan cucu-cucunya yang belum lahir, dan juga bisa menyaksikan pertumbuhan cucu-cucunya kelak.
Nio memeluk sang papi lagi.
"Istirahatlah, Pi. Jangan terlalu lelah, ini sudah larut malam," ucap Nio.
Sang papi mengangguk, Nio pun mengantar sang papi terlebih dahulu ke kamarnya, setelah itu dia kembali ke kamarnya.
Sesampainya di kamarnya, dia melihat posisi tidur Allena sudah berubah. Kini, Allena tidur dalam posisi terlentang. Nio yakin, Allena pasti sudah benar-benar berada di alam bawah sadarnya.