Sementara itu, di ruang keluarga masih tersisa Bram dan Nio. Bram teringat pada ekspresi Allena tadi.
"Sepertinya, Papi menyinggung Allena," ucap Bram.
Nio menatap sang papi dan terdiam. Benarkah? Dia tak menyadari hal itu, apakah maksud sang papi, Allena tersinggung karena sang papi membahas tentang kasus itu? Pikirnya.
"Sebenarnya, Papi sempat marah padanya waktu itu. Tapi, Papi tak membencinya. Papi hanya marah saja, setelah itu tak marah lagi," ucap Bram.
"Aku mengerti, itu karena Papi juga menganggap Allena sebagai anak Papi 'kan? Jadi, bukankah ketika seorang anak melakukan kesalahan, maka perlu diberikan peringatan?" ucap Nio.
Sang papi terdiam, anaknya itu mengerti apa yang dia pikirkan. Ya, dia memang sudah menganggap Allena sebagai anaknya. Apalagi, melihat Allena sama saja seperti melihat anak perempuannya, Briel.
