Nio menekan klakson begitu mobilnya sampai di depan sebuah pintu pagar cukup tinggi. Dia telah sampai di tempat tujuannya yaitu orang yang sebelumnya dia hubungi. Nio merasa tak tahan untuk tidak menemui orang itu dan mengatakan semua hal yang ingin dia katakan yang dia simpan di dalam dadanya. Semakin lama semakin sesak menahannya. Dia semakin tak bisa lagi mengendalikan dirinya.
Tak lama petugas keamanan membukakan pintu pagar untuk Nio, Nio pun melajukan mobilnya memasuki pekarangan rumah dibalik pintu pagar yang telah terbuka lebar itu.
Setelah memarkirkan mobilnya, dia keluar dari mobil dan melihat seseorang sedang berdiri di depan pintu masuk kediaman megah di depannya. Dia pun mendekati orang itu.
"Apa kamu datang sendiri?" tanya orang itu.
"Ya," jawab Nio.
"Papi pikir, kamu datang bersama Allena," ucap orang itu.
