Mata Allena berkaca-kaca. Entah mengapa Nio bicara seperti itu? Apa Nio tak ingin dia pergi darinya? Apa Nio benar-benar tak ingin menjauh darinya.
Allena akhirnya meneteskan air matanya. Apa gunanya apa yang Nio katakan jika Nio telah berani mengkhianatinya? Nio bahkan tak berusaha menyangkal semua yang Allena katakan. Nio justru diam saja membuat Allena berpikir bahwa Nio telah mengakui perbuatannya.
"Aku sangat membencimu," ucap Allena.
"Sama sepertiku yang juga sangat membencimu. Sekarang kita impas," ucap Nio seraya tersenyum kemudian keluar dari ruangan itu.
Allena kali ini hanya diam. Tak tahu lagi apa yang harus dia katakan untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan, hanya air matanya yang semakin deras membasahi pipinya yang menjadi saksi betapa hancurnya perasaannya sekarang.
