'Ada apa dengannya? Apa aku salah bertanya?' batin Bram bingung.
Sebelumnya, Nio tampak antusias. Namun, setelah mendengar pertanyaannya, raut wajah Nio seketika berubah. Nio terlihat seperti tak senang mendengar pertanyaan itu.
"Semuanya baik-baik saja. Doakan saja yang terbaik, Pi," ucap Nio.
Bram menghela napas. Dia lalu mengangguk.
"Tentu saja, Papi selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian. Papi akan sabar menunggu cucu dari kalian," ucap Bram seraya tersenyum.
Nio tersenyum seraya mengangguk. Bram sepertinya telah berpikir berlebihan, mungkin eskpresi Nio sebelumnya hanya karena Nio bingung ingin menjawab apa, mungkin saja program itu belum membuahkan hasil yang mereka Allena dan Nio inginkan, karena itu Nio merasa khawatir memikirkan reaksi dirinya.
Beberapa menit berlalu, akhirnya Wilona kembali ke ruangan Nio. Dia membawakan pesanan makanan untuk Nio dan Bram. Setelah membantu menyiapkannya di meja dekat sofa, Wilona pun pamit untuk kembali ke ruanganannya.
