Nio telah sampai di kafe yang disebutkan oleh seseorang di telepon tadi. Dia lalu mencari orang itu dan orang di dalam telepon tadi terlihat melambaikan tangannya dari jarak yang tak terlalu jauh darinya. Nio pun bergegas menghampiri orang itu.
"Terima kasih sudah menyempatkan waktumu untuk datang ke sini, kamu pasti mengerti mengapa aku ingin bertemu dan bicara denganmu," ucap orang itu.
"Ya, tentu saja. Aku akan memberitahumu apapun yang kamu ingin tahu," ucap Nio dan mulai duduk di kursinya. Kini dia duduk berhadapan dengan orang itu.
Orang itu menatapnya dengan seksama. Tatapannya terlihat serius, apa itu tatapan sebenarnya ketika seseorang sedang memposisikan dirinya sebagai pengacara.
Ya, dia adalah Catherine. Dia memiliki banyak pertanyaan di kepalanya untuk Nio. Tentang panggilan dadakan bahkan permintaan dari kepala pengacara agar dirinya mendampingi perusahaan Sasongko dalam kasus itu. Dia yakin, semua tak sesederhana itu.