'Kau benar-benar sangat merepotkanku, Merly Blossom.' Geramnya dengan mengepalkan kedua tangan hingga buku-buku jari memutih.
--
Ancaman Merly membuatnya geram. Meski demikian tidak bisa mengabaikan wanita itu begitu saja. Akhirnya di putuskannya kembali ke restaurant. Akan tetapi, langkahnya terhenti oleh panggilan seseorang. Dengan segera memutar tubuh sambil tersenyum. "Hai, baby." Ucapnya tidak semangat.
"Kenapa masih, di sini? Ayo, masuk. Makananmu keburu dingin." Menggandeng tangan Marcell. Namun, yang terjadi selanjutnya, ia di seret masuk ke dalam mobil. "Cell, apa yang kau laku-" kalimatnya menggantung oleh ciuman hangat. Dapat Love rasakan ciumannya kali ini berbeda. Ada rasa rindu, marah, frustasi. Love pasrah. Mungkin saja Marcell sedang membutuhkan pelampiasan, setidaknya itulah yang ia pikirkan.
"Apakah terjadi sesuatu?" Tanyanya, setelah ciuman terlepas. Marcell tidak menjawab kecuali memeluknya erat.
