Lovely yang terbakar ke dalam lautan emosi, menatap tajam Marcell. "Sekali lagi ku katakan bahwa aku, Lovely Carlb Gilbert, sudah tidak mencin-" kalimat Love terpatahkan oleh ciuman.
--
Ini gila. Benar-benar gila. Ciuman Marcell membuatnya tergila-gila. Antara rasa mendamba, menggairahkan dan juga mendebarkan melebur menjadi satu.
"Bagaimana dengan ciumanku? Ciuman Liam tak senikmat ciumanku, kan?" Tersenyum menyeringai.
Plakkk.
Satu tamparan keras mampir di pipi sebelah kiri. Seulas senyum menyeringai, kembali terukir dibibir kokoh seraya mengusap pipi bekas tamparan. "Tidak seharusnya kau menamparku tetapi, menggunakan tanganmu yang halus itu untuk-"
"Kalau perlu aku tidak hanya menamparmu tetapi, melemparmu ke jurang."
"Semakin kau berusaha menutupi semua itu semakin terlihat jelas bahwa ciumanku lebih nikmat daripada-"
Plakkk.