Marcell mendekatkan wajahnya berpadukan sorot mata menggelap, segelap warna darah. "Sekali pun kau menghentikanku. Aku tidak peduli." Bersamaan dengan itu berlari memasuki hutan terlarang itu.
--
Menyeramkan. 1 kata itulah yang paling tepat menggambarkan kondisi hutan terlarang ini. Pantas saja hutan ini tidak boleh di jamah oleh siapa pun. Semak-semak belukar tinggi, sebatas dada, dan juga pohon-pohon besar menjulang tinggi. Bahkan jika ada seseorang yang berdiri di balik pohon itu tak akan disadari olehnya.
"Oh My God, bagaimana bisa kau tersesat di dalam hutan ini, baby?"
Marcell pun mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Panitia mengatakan, ada tim pencari. Tetapi, di mana mereka? Sejauh aku melangkah, tak satu pun ku jumpai mereka."
Tubuh Marcell menggigil ketakutan ketika menjumpai ular besar. Apakah dia takut? Tidak. Yang dia takutkan adalah Lovely. Bagaimana jika ada hewan buas yang tiba-tiba menyerangnya. Tidak, Marcell tidak bisa membayangkan itu.