Liam bergeser, tepat di belakang tubuhnya, Lovely duduk pada kursi roda, kedua mata di tutup dengan kain merah. Dia tersenyum penuh arti, dagunya menunjuk pada Lovely. Inilah gadis spesial ku. Itulah kalimat yang terbaca jelas dari sorot matanya. Marcell mematung.
--
Liam mengerutkan kening, melambaikan sebelah tangan ke depan wajah Marcell. "Apakah kau baik-baik saja?"
Marcell terkesiap. Dia tersenyum, meskipun terkesan dipaksakan. Lovely menyahut. "Liam, mana teman kampus yang kau bilang datang berkunjung. Dia, Sarah, kan?"
Liam tersenyum. "Aku kan tidak mengatakan bahwa yang datang cewek."
"Maksudmu?"
Liam mendekatkan wajah. Sangat dekat sampai darah Marcell bergemuruh. "Temanmu yang datang berkunjung itu ... cowok."
Lovely terkesiap, buru-buru membuka penutup mata. Seketika itu juga nafasnya tercekat, Marcell berdiri di hadapannya. "Aku sedang tidak bermimpi, kan?" Ucapnya pada diri sendiri seraya mengerjap-ngerjapkan mata.
Suasana hening sesaat.