Tidak mau hal buruk terjadi pada gadis pujaan, dia langsung menghubungi ponsel gadis itu. Sial, panggilannya pun tak juga tersambung. "Please, angkat Love, angkat!"
--
Marcell sangat yakin bahwa Merly telah melakukan sesuatu yang buruk pada Lovely. Dengan segera meraih kunci mobil, tak lupa jaket kesayangan yang tersampir pada lengan sebelah kiri.
Sial, ketika pintu terbuka sempurna langsung dimanjakan dengan Lucas yang saat itu hendak masuk. "Hai, aku baru saja datang, kau sudah mau pergi, memangnya kau mau-"
"Kalau kau mau masuk, masuk saja." Potong Marcell cepat.
"Kau belum menjawab pertanyaanku. Kau mau ke mana?"
"Ada urusan." Beriringan dengan langkah lebar. Sial, langkah kaki terpatahkan oleh cekalan kuat yang melingkupi lengan kekar. "Jawab dulu. Kau mau ke mana?"
Marcell langsung menolehkan wajahnya sekilas berpadukan dengan lirikan tajam. "Bukan urusanmu." Penuh penekanan pada setiap kata.
"Cell, tunggu!" Teriaknya.
