Lovely yang tidak suka dikasihani langsung mencondongkan wajahnya ke depan berirama dengan bisikan. "Tidak usah sok peduli. Aku tidak takut dan tidak butuh perlindungan dari siapa pun, termasuk juga darimu, lelaki cengeng!"
--
Lelaki bernama Marcel itu masih saja menguncikan tatapannya pada punggung ringkih hingga hilang dari pandangan.
"Dasar gadis frontal." Sembari menggeleng-gelengkan kepala. "Ah, sayang sekali dia cantik, terutama pada manik birunya. Di saat dia sedang marah kilatannya benar-benar terlihat indah. Rasanya aku ingin melihat kilatan itu, lagi dan lagi."
"Marcell, apa yang kau lakukan di situ?"
Suara yang datang secara tiba-tiba menyentak kesadarannya sehingga langsung menolehkan wajahnya. Seketika itu juga beradu tetap dengan Merly. "Kau sendiri, apa yang kau lakukan di fakultas ini?" Tanyanya bernada sinis.
"Tentu saja aku mencarimu." Jawab Merly beriringan dengan langkah kaki mendekat yang diikuti oleh anggota geng nya.