"Tunggu apalagi, c-mon." Menggerakkan ekor mata sebagai isyarat supaya sang wanita mengalungkan lengannya di antara lengan kekar.
--
"Katakan, kau akan membawaku ke mana?"
"Ke tempat yang akan membuatmu merasa sangat bahagia." Mengerling genit.
"Uh, rasanya aku sudah tidak sabar untuk segera sampai ke mansion mu, Tuan ku Austin."
Austin melirik sekilas sembari mengukir senyum smirk. "Bersabarlah."
Austin yang merasa tak sabar langsung menambah kebenaran laju mobil hingga tak berselang lama mobil yang membawanya pergi sudah sampai di Bholthon Mansion.
"C-mon, baby." Menggerakkan ekor mata supaya sang wanita segera menyusul ke dalam.
Entah ini nyata atau hanya perasaan Austin saja, yang jelas bersentuhan dengan sang wanita tidak lagi memiliki daya tarik. Baginya, setiap sentuhan terasa hampa.
Sang wanita yang sudah tenggelam ke dalam gairah langsung melayangkan protes. "Oh My God, ada apa denganmu, Tuan ku Austin? Tumben sekali kau tidak semenggairahkan biasanya."