Rich tersenyum. "Jika kau saja masih berada di sini, bagaimana aku bisa meninggalkanmu sendirian, huh?" Aku tidak mau Austin mengambil kesempatan dengan mendekatimu. Lanjutnya dalam hati.
--
Flower masih saja tenggelam ke dalam rasa kesal sehingga setiap kata yang terucap terdengar tajam menggelitik pendengaran, sementara Darren memilih sedikit berbicara. Terlebih, tidak mau terpancing ke dalam lautan emosi sehingga mengikis habis kesabaran.
"Baby, ini sudah larut malam. Sebaiknya kau tidur, biar aku yang menjaga, Baby Love."
Flower tidak menjawab, ia memilih menguncikan tatapannya pada putri tercinta.
Di suguhi sikap acuh tak acuh sang istri memaksa langkah kaki mendekat, sangat dekat hingga dapat merengkuh pundak ramping. "Baby, sebaiknya kau pindah ke sofa panjang."
Tangan kekar suami tercinta langsung ditepis kasar. "Aku ingin di sini berada dekat dengan Putri-ku. Jangan menggangguku. Pergilah."
Darren menggeram. "Baby ... "