"Kau mau ke mana?"
"Aku akan sarapan di kamar dengan, Baby Love. Kalian sarapan berdua saja."
--
Saat ini pun Flower tengah menyantap menu sarapan seadanya dengan menguncikan tatapannya pada putri tercinta. Bermanjakan sang putri yang tampak damai di dalam tidurnya telah membuatnya tertegun sehingga tanpa disadari olehnya mulai meneteskan air mata.
Kesedihan semakin tidak terbendung ketika ingatan demi ingatan pada perlakuan kasar Darren telah melemparnya kembali ke dalam jurang kegelapan berselimut duri pesakitan.
Diusapnya pipi sang putri berpadukan dengan air mata yang kian mengucur deras. Tak pernah ia sangka bahwa hidupnya akan berakhir dengan sangat menyedihkan. Disaat ia sedang berada dipuncak karir, disaat itulah Darren datang dan mengacaukan segalanya hingga melemparkannya ke dalam jurang kegelapan berselimut duri pesakitan.
Seolah tak pernah mau meninggalkan sang pemilik, kesedihan masih setia menemani mengiringi setiap hembusan nafas.
