Darren pun tak henti-hentinya menggelengkan kepala berselimut tatapan jijik. "Tak ku sangka wanita terhormat Flower Carnabel, berubah menjadi wanita paling hina hanya untuk mendapatkan sebuah status!"
--
Merasa terhina oleh kata-kata Darren telah membuat Flower sangat terluka. Air mata tak henti-hentinya mengalir deras mengaliri muara yang seolah tak pernah mengering.
"Buang air mata buaya mu itu, karena itu sama sekali tidak berpengaruh untukku, SAMA SEKALI TIDAK!" Bentaknya dengan sorot mata nyalang. "Siapa lelaki hina yang sudah membuatmu hamil? KATAKAN!"
Flower tidak menjawab kecuali melempari Darren dengan sorot mata terluka. Ingin rasanya berteriak di hadapan lelaki itu bahwa lelaki itu kau, Darren! Kau!
Sayangnya, Flower tetap memilih bungkam. Baginya, akan percuma menjelaskan. Mata hati Darren telah dibutakan oleh amarah.
"KENAPA KAU MASIH SAJA BUNGKAM, HAH? SIAPA LELAKI YANG SUDAH MENGHAMILIMU? AKU SENDIRI YANG AKAN MENYERETNYA KEMUDIAN MELEMPARKANNYA KE HADAPANMU!"
