Darren terpaksa menjauhkan wajahnya sembari mengumpat sumpah serapah, bersamaan dengan itu langsung menolehkan wajahnya ke belakang sehingga beradu tatap dengan Austin.
--
Mendapati lelaki itu mendekat, dia pun langsung beranjak dari duduknya. Bagaimana pun juga dia tidak mau apabila Austin memergoki Flower, terlebih dalam kondisi seperti sekarang ini.
"Kita bicara di ruang kerjaku, ayo!" Mendorong pundak kekar.
"Hai, biarkan aku bertemu dengan wanita itu dulu. Sepertinya dia sangat cantik." Setelah itu tatapannya mengunci pada Darren. "Maukah kau membaginya denganku?"
Satu pukulan telak mampir di kepala Austin. "Inilah hadiah yang pantas untuk lelaki menyedihkan sepertimu, Austin!"
"Beraninya kau menamparku!"
"Seharusnya aku tidak hanya menamparmu, akan tetapi melemparmu dari lantai paling tinggi supaya kau sadar bahwa wanita bukan barang yang bisa kau cicipi!"