Austin langsung mengayunkan sebelah tangan sebagai syarat supaya lelaki itu segera enyah dari hadapannya.
--
"Kenapa kau terlihat sangat marah? Apakah ini ada hubungannya dengan menghilangnya, Ms. Flow?"
Yang ditanya tidak menjawab kecuali melemparkan tatapan sengit.
"Aku ini bukan musuhmu. Jangan melempariku dengan tatapan seperti itu." Protes Austin sembari mendudukkan bokongnya pada ruang kosong yang berseberangan dengan Darren.
"Ini bukan seperti kau yang ku kenal. Kau berubah menjadi sangat peduli pada seorang wanita. Apakah ini artinya … " Austin sengaja menjeda kalimat dengan mencondongkan wajahnya ke depan. "Kau sedang jatuh cinta?"
"Cinta dan wanita hanya kelemahan. Darren Ewald Gilbert, tidak mengenal 2 kata itu." Beriringan dengan langkah kaki melenggang dari sana.
"Kau mau ke mana?"
Yang ditanya tidak menjawab, memaksa Austin bergegas menyusul. "Darren, tunggu!"
Darren langsung menolehkan wajahnya sekilas. "Ada apa?"