Zizi dan Hena saling berpandangan khawatir sebelum menutup pintu ruang makan utama. Mereka masih cemas saat mengingat mata sembab sang ratu. Meski tidak terlalu jelas, tetapi jika Yang Mulia Raja sampai mengetahui ada yang salah, maka seseorang harus siap menerima nasib tragis.
Rose dengan tenang memasuki ruang makan. Tempat pemuda tampan yang telah resmi menjadi suaminya itu berada. Seperti biasa, dia berjalan ke arah kursi utama. Tempat sang raja tengah duduk menunggu.
Peri cantik itu tanpa ragu melemparkan dirinya ke arah raja muda. Duduk di pangkuan saat tanganya dengan nakal meminta pelukan. Setelah mood nya turun drastis akibat kisah lampau yang tertuang dalam buku harian permaisuri sebelumnya. Rasanya dia mendapatkan penghiburan dengan melakukan semua hal itu.
Entah mengapa dia merasa sangat bersyukur karena pemuda itu bersikap begitu lembut kepadanya. Bahkan merawatnya dengan penuh kasih tanpa mempermasalahkan kekurangan dirinya.