Saat jam pelajaran telah selesai, ternyata Zie sudah menungguku di depan pintu kelas. Semua orang melihat ke arah pemuda yang saat ini sedang memasang ekspresi sangat dingin dan tidak seperti biasanya.
"Lihat lah, siapa yang sudah menunggu di depan pintu," ucap Ery saat melihat Zie, "Kakak tersayang sudah datang." Dia berusaha memelukku, mencoba menggodaku.
"Katakanlah sekali lagi, dan aku jamin bahwa ujian matematika mu akan dapat nilai nol" ekspresinya seketika berubah setelah mendengar ucapanku, bahkan dia tidak repot untuk membalas seperti biasa.
Aku meninggalkan Erick dan segera menghampiri seseorang yang menatapku dari depan pintu kelas. "Kak Zie, hari ini mau kemana?." Dia tidak menjawab pertanyaanku dan langsung menarikku pergi, sementara aku hanya diam dan mengikutinya.