"Pemuda yang meninggal saat itu, sudah seperti kakak untukku. Dia lebih memahami diriku, daripada aku sendiri. Saat ayahku tidak menginginkan ku dan kakakku, bahkan ketika ibuku menelantarkan kami, dia selalu ada menjagaku." sambil mengunyah makanan yang aku bawa, Antonie mendengarkan ceritaku dengan serius, "Jujur saja, dia sangat penting, karena itulah aku tidak merasa sedang menyerahkan diriku pada Azalea. Aku akan melakukan apapun agar dia baik-baik saja,".
"Kau menyukainya?," tanyanya, selepas menelan kunyahan manisan.
Aku merasa kalau memang menyukainya, tapi aku tidak bisa mengakuinya dulu, "Aku sangat menyukainya. Aku bahkan tak ragu jika harus melakukan perjanjian dengan iblis agar dia tetap ada disini dalam keadaan hidup," entah bisikan dari mana sehingga aku berkata demikian, jujur saja aku merasa sangat frustasi saat mengingat tragedi itu, "Tapi aku tidak bisa seegois itu. Ada hukum yang harus aku patuhi, bukan?".