Kami melihat apa yang kami miliki, dari sudut pandang yang berbeda. Jujur, aku sangat iri padanya, karena dia bisa melihat sisi itu dengan baik. Serta bagaimana memperlakukan ingatan yang dia miliki tentang tragedi itu, menjadi sesuatu yang dia syukuri.
"Tha, bagaimana kabar temanmu sekarang?," pertanyaan Antonie seolah menarikku pada kenyataan saat ini.
Aku berusaha tersenyum, "Kami hanya menunggu hingga waktu sihir itu habis, kemudian dia akan kembali ke alam roh. Aku tidak ingin dia tetap berada di sisiku, bukan karena aku membencinya atau apa, tapi beberapa hal harus berjalan dengan semestinya, bukan?," Antonie mengangguk, sembari tersenyum tipis.
