"Iya, tuan putri," ucapnya sambil tersenyum jenaka, kemudian membukakan pintu mobil, "Silakan masuk," aku terkekeh ketika dia membungkukkan sedikit tubuhnya, lalu memberikan isyarat padaku untuk masuk ke dalam menggunakan tangan kanan, sementara tangannya yang kiri dia lipat ke belakang tubuh.
"Terimakasih, tuan," ujarku sambil tersenyum lebar. Aku senang karena tidak harus pulang dengan naik bis, karena itu artinya aku bisa menghemat pengeluaran bulanan. Lagipula, Erick akan sangat keterlaluan jika tidak mau mengantarkan ku, sementara hari sudah semakin petang
"Kita berhenti sebentar, ya. Ada toko manisan yang baru buka di dekat sini," ucapnya setelah menyalakan mesin, kemudian mobil melaju dengan kecepatan sedang. Aku tahu dia suka sekali makanan manis, maka dari itu aku hanya mengangguk, "Setelah semua masalahku selesai, aku ingin menghadiahi diriku sendiri," aku hanya menatapnya datar, ketika Erick tersenyum menyebalkan.
…