'Apakah rumpa yang mereka maksud adalah ayahku?,' batinku.
Setelah mendapat informasi itu, aku segera kembali ke rumah. Sesampainya disana, aku melihat Naar dan Yoru yang berada di sisi kanan dan kiri Azalea, sepertinya mereka semua sudah bersiap.
"Bagaimana kalian bisa kehilangan dia?," teriakan Azalea memenuhi lorong, hingga membuat yang lain melihat ke arahnya.
Aku sangat terkejut ketika mendengarnya, sepertinya dia marah karena menganggap aku kabur darinya. Aku berjalan mendekat ke arahnya, "Maaf, tadi aku keluar sebentar," ucapku gugup.
Ketika Azalea melihatku, ekspresinya berubah menjadi tenang. Sementara Yoru sama seperti biasa, laki-laki dingin itu menatapku tajam. Disisi lain, Naar langsung membawaku ke pundaknya, "Nona, bolehkah aku bertanya?," aku sedikit ragu kali ini, tapi rasa penasaranku lebih besar dari keraguanku.
"Tentu," ucapnya, sambil berjalan menuju ruang perjamuan.