"Sampai," apa yang ada di depanku hanyalah tanah lapang yang sangat luas dan gelap. Para Manji membantuku turun, mereka memintaku untuk berhati-hati. Tanah disini basah karena air dari tandon. Bukan hanya itu, sisa pecahan biji ruellia memiliki sudut tajam di kedua ujungnya. Jika tak memakai alas kaki, maka itu bisa melukai kaki.
Kami berjalan menyusuri tempat ini, namun aku segera teringat tandon air itu. "Dia ada di tandon ke tiga sisi kiri, aku melihatnya menangis disana di dekat tumpukan kayu sisa pecahan tandon air itu,"Naar segera memintaku kembali naik. Dia juga meminta yang lain menyebar dan sekitar empat orang ikut dengannya. Kuda membawa kami melesat ke tempat yang kumaksudkan. Dia sepertinya tahu dimana lokasi itu dalam kondisi gelap ini, aku percaya dia tahu kemana harus membawa kami untuk menemukannya.