Cukup lama hingga dia akhirnya datang bersama dengan seseorang yang ku tahu sebagai penjaga kamp alpha. Aku mengetahuinya dari zirah yang dia kenakan. Dia duduk di samping Winter, tanpa berkata apa-apa padaku dan terus fokus pada buku yang dia baca. Melihat Winter yang juga seolah mengabaikan pria tersebut dan lebih memilih menghabiskan makanannya, aku pun memilih diam.
Yang menjadi satu tim denganku adalah seorang anak laki-laki mungkin dua belas atau tiga belas tahun, hampir seumuran dengan Mirai. Tubuhnya Kecil dipenuhi tato yang kulihat sebagian besar bermotif sayap. Dia duduk di depanku lalu memesan minuman dengan suaranya yang kecil.